Website punya struktur yang kompleks karena terdiri dari banyak halaman. Setiap halaman tersebut tentu tidak bisa diletakkan di satu home page. Ya, mungkin bisa, tapi terkesan kurang rapi dan sulit untuk ditemukan.
Itulah mengapa internal linking diperlukan sebagai penghubung antara satu konten dengan konten lainnya yang relevan agar mudah ditemukan. Tapi, bagaimana ya caranya agar proses ini optimal? Adakah ketentuan khusus dalam melakukannya? Mari kita bahas!
Apa itu Internal Linking?
Secara konsep sederhana, internal linking adalah proses menghubungkan satu halaman ke halaman lainnya dari website yang sama. Sebagai contoh, coba lihat bagian menu website. Kamu punya bagian About Us, Contact, Blog, Product, dan lainnya. Apa yang terjadi ketika menu tersebut diklik? Iya, mengarah ke halaman lainnya. Itu juga disebut internal linking.
Contoh lain dalam konten blog. Umumnya kamu akan menemukan ini dalam bentuk kata yang ter-hyperlink dengan warna berbeda atau bertanda garis bawah. Tujuannya mengajak user untuk beralih ke halaman kamu lainnya yang masih relevan.
Pentingnya Internal Linking dalam SEO
Internal linking punya peran besar dalam optimasi SEO karena membantu search engine seperti Google memahami struktur dan hubungan antar halaman dalam website kamu. Dengan begitu, Google bisa lebih mudah menentukan mana halaman yang paling penting dan relevan untuk ditampilkan di hasil pencarian.
Misalnya, ketika kamu sering menautkan halaman A dari banyak artikel lain, Google bisa menilai bahwa halaman A adalah halaman penting. Ini disebut dengan page authority. Jadi, makin sering halaman tersebut “diarahkan” dari konten lain yang relevan, makin besar kemungkinan halaman itu naik peringkat di hasil pencarian.
Selain itu, internal linking juga meningkatkan user experience. Ketika pengunjung membaca artikel dan menemukan tautan ke konten lain yang nyambung, mereka cenderung akan klik dan baca lebih banyak. Cara ini membuat mereka tetap stay di website kamu, bounce rate rendah, dan durasi kunjungan meningkat. Semua hal tersebut jadi sinyal positif untuk SEO.
Best Practice Melakukan Internal Linking
Karena internal linking punya pengaruh pada user experience dan cara Google memahami konteks dari halaman tersebut, maka sebaiknya ini tidak dilakukan dengan asal-asalan. Kamu bisa coba beberapa best practice berikut agar internal link dilakukan dengan efektif.
1. Gunakan Anchor Text yang Relevan
Saat menautkan ke halaman lain, pastikan kamu pakai anchor text (kata atau frasa yang menjadi link) yang relevan dengan halaman tujuannya. Hindari kata-kata generik seperti “klik di sini” atau “baca selengkapnya”. Sebaliknya, gunakan kata kunci yang menggambarkan isi halaman yang dituju. Ini akan membantu Google lebih paham konteks link tersebut.
2. Memprioritaskan Halaman Penting
Tidak semua halaman harus ditautkan ke mana-mana. Fokuskan internal link ke halaman yang paling penting untuk bisnis atau informasi utama. Misalnya, halaman produk unggulan, artikel pilar, atau halaman yang paling ingin kamu tingkatkan peringkatnya di Google.
3. Pastikan Link Masih Aktif
Link yang rusak atau broken link tentu akan membuat pengunjung kecewa. Dari sisi SEO pun juga kurang bagus karena site health dinilai rendah dan berdampak pada pandangan Google terhadap kualitas website. Jadi, jangan lupa untuk rajin melakukan cek apakah semua link internal masih mengarah ke halaman yang aktif dan relevan. Kalau ada yang sudah dihapus atau diubah URL-nya, segera update ya.
4. Jangan Berlebihan
Meski internal linking bagus untuk SEO, bukan berarti kamu harus memasukkan puluhan link dalam satu artikel. Terlalu banyak link justru bisa bisa membuat pembaca bingung dan mengganggu kenyamanan. Cukup sisipkan beberapa link yang memang benar-benar relevan dan mendukung topik yang sedang dibahas.
5. Buat Struktur yang Terorganisir
Misalkan nih, struktur website kamu adalah pohon. Maka, ada homepage sebagai “akar”, lalu cabang-cabangnya adalah kategori utama, dan daun-daunnya adalah artikel atau halaman spesifik. Pastikan internal linking yang kamu buat membantu menciptakan alur yang jelas dari atas ke bawah. Ini akan lebih memudahkan Google dan user untuk menelusuri isi website kamu.
Internal linking adalah salah satu istilah dan strategi dalam SEO yang perlu diperhatikan dengan baik. Yuk, sekarang coba lakukan audit sederhana dari website yang sudah kamu punya. Apakah internal linking cukup sesuai dan memuat link yang masih aktif?
Atau mungkin teman-teman punya best practice lain yang juga penting? Bahas di kolom komentar ya! Jangan lupa share juga ke teman kamu agar mereka mulai memperhatikan cara internal linking yang efektif.